CPM and PERT
Mengenal CPM dan PERT
CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) merupakan alat analisis proyek yang sudah banyak dikenal di bidang manajemen. Proyek terdiri atas serangkaian kegiatan dan beberapa di antara kegiatan tersebut saling terkait. Suatu kegiatan hanya dapat dilakukan setelah kegiatan sebelumnya selesai dilakukan. Serangkaian kegiatan tersebut dapat digambarkan dalam sebuah diagram. Di dalam CPM dan PERT terdapat beberapa fungsi untuk melakukan analisis, di antaranya adalah (Wahyu Winarno, 2008) :
- Menganalisis jalur kritis (bisa lebih dari satu).
- Menganalisis kegiatan yang saling mengganggu bertabrakan.
- Menganalisis biaya.
- Menampilkan diagram gantt.
CPM dan PERT memiliki asumsi-asumsi yang sama. Berikut ini adalah beberapa asumsi-sumsi yang ada didalam CPM dan PERT.
- Proyek terdiri atas aktivitas-aktivitas yang terdefinisi dengan jelas.
- Setiap aktivitas bisa dimulai dan diakhiri tanpa tercampur dengan aktivitas lain.
- Setiap aktivitas terkait dengan urutan-urutan pelaksanaan satu sama lain.
Definisi CPM dan PERT
CPM adalah suatu teknik analisis untuk perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek dengan metode jalur kritis dengan taksiran tunggal untuk lama satu aktivitas. Arah perhitungan CPM ialah perhitungan maju dan perhitungan mundur.
PERT adalah suatu teknik analisis untuk mengasumsikan ketidakpastian lama waktu aktivitas yang digambarkan dengan probabilitas tertentu dan memerlukan tiga waktu taksiran untuk satu aktivitas. PERT juga memperkenalkan parameter lain yang mencoba mengukur ketidakpastian tersebut secara kuantitatif seperti standar deviasi dan varians (Imam, 1999).
Penerapan metode PERT bukan hanya pada proyek-proyek besar dengan waktu pengerjaan yang lama dan dengan ribuan pekerja, tetapi dapat berfungsi untuk memperbaiki efisiensi pengerjaan proyek berskala kecil dan menengah. Seperti, prakitan mobil atau sepeda mator, pembangunan rumah tinggal, jembatan, jasa konstruksi lainnya, serta proyek-proyek lainnya. Secara umum PERT membatu dalam hal-hal sebagai berikut (Purnomo, 2004) :
- Perencanaan suatu proyek yang kompleks.
- Penjadwalan-penjadwalan pekerjaan dalam urutan yang praktis dan efisien.
- Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan sumber dana yang tersedia.
- Menentukan antara waktu dan biaya.
Mengadakan analisis jariangan untuk suatu proyek diperlukan tiga tipe data pokok, yaitu taksiran mengenai waktu yang diperlukan untuk setiap pekerjaan kegiatan. Menganalisis waktu yang diperluakan untuk suatu pekerjaan, digunakan estimasi waktu penyelesaian suatu kegiatan (Purnomo, 2004).
- Waktu Optimistik (a) adalah waktu kegiatan bila semuanya berjalan baik tanpa adanya hambatan-hambatan atau penundaan. Hanya ada probabilitas yang sangat kecil (1 dalam 100) untuk mencapai waktu yang optimistik (wakktu yang paling cepat).
- Waktu Pesimistik (b) adalah waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan lebih dari semestinya. Probabilitas yang ada dalam hal ini sangat kecil (1 dalam 100) untuk mencapai waktu yang paling pesimis (waktu paling lama).
- Waktu Realistik (m) adalah waktu yang terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal, dengan penundaan yang bisa diterima. Hanya ada satu waktu yang mungkin bisa bergerak antara kedua waktu ekstrim tersebut. Formula untuk menaksir waktu yang diharapkan (Expeted Time) untuk sebuah aktivitas dalah sebagai berikut :
ES = a + 4(m) + b
6
CPM dan PERT mempunyai langkah-langkah perhitungan masing-masing. Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan CPM dan PERT:
1. Langkah perhitungan untuk PERT
- Menggunakan diagram pendahulu
- Menentukan lintasan kritis
2. Langkah perhitungan untuk CPM
- Menentukan lintasan kritis percepatan
- Menentukan biaya percepatan
Perbedaan CPM dan PERT
CPM dan PERT sama-sama digunakan dalam perancangan dan pengendalian proyek. Kedua-duanya mendeskripsikan aktifitas-aktifitas proyek dalam jaringan kerja. Dan dari jaringan kerja tersebut, mampu dilakukan berbagai analisis untuk pengambilan keputusan tentang waktu, biaya, serta penggunaan sumber daya.
Terdapat beberapa perbedaan antara CPM dengan PERT. Perbedaan pertama, CPM menggunakan satu jenis waktu untuk taksiran waktu kegiatan sedangkan PERT menggunakan tiga jenis waktu, yaitu prakiraan waktu teroptimis, termungkin dan terpesimis. Perbedaan kedua, CPM digunakan kala taksiran waktu pengerjaan setiap aktifitas diketahui dengan jelas dimana deviasi relative mini atau dapat diabaikan sedangkan PERT digunakan saat taksiran waktu aktifitas tidak dapat dipastikan seperti aktifitas tersebut belum pernah dilakukan bervariasi waktu yang besar. Perbedaan ketiga, CPM menganggap proyek terdiri dari perisiwa susul menyusul. PERT dengan berbasiskan statistic memberikan peluang hadirnya ketidakpastian.
Persyaratan Urutan Pekerjaan
Pertimbangan suatu pekerjaan dilakukan pengurutan adalah kerena berbagai kegiatan tidak dapat dimulai sebelum kegiatan-kegiatan lain diselesaikan, dan mungkin ada kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan secara bersamaan dan atau tidak saling tergantung. Konsep waktu dalam jaringan kerja dapat didefinisikan sebagai berikut.
- ES (Earliest Start Time) adalah waktu paling awal (tercepat) suatu kegiatan dapat dimulai dengan memperhatikan waktu kegiatan yang diharapkan dan persyaratan urutan pengerjaan.
- LS (Latest Start Time) adalah waktu yang paling lambat untuk dapat memenuhi suatu kegiatan tanpa penundaan keseluruhan proyek.
- EF (Earliest Finish Time) adalah waktu paling awal suatu kegiatan dapat diselesaikan, atau sama dengan ES + waktu kegiatan yang diharapkan.
- LF (Latest Finish Time) adalah waktu paling lambat untuk dapat menyelesaikan suatu kegiatan tanpa penundaan dan penyelesaian proyek secara keseluruhan, atau sama dengan LS + waktu kegiatan yang diharapkan.
Pengertian Jalur Kritis dan Dummy
Jalur kritis adalah jalur dalam jaringan kerja yang memiliki rangkaian komponekomponen kegiatan, dengan total waktu terlama dan menunjukan waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Jalur kritis mempunyai arti penting dalam suatu proyek, karena kegiatan-kegiatan yang melewati jalur kritis diusahakan tidak mengalami kelambatan penyelesaian. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam jalur kritis mengalami keterlambatan proyek secara keseluruhan (Purnomo, 2004).
Adapun cirri-ciri jalur kritis dalah sebagai berikut :
- Jalur yang memakan waktu terpanjang dalam suatu proses.
- Jalur dengan tegangan waktu antara selesainnya suatu tahap kegiatan dengan mulainya suatu tahap kegiatan berikutnya.
- Tidak adanya tegangan waktu tersebut yang merupakan sifat kritis dari jalur kritis.
Dummy adalah aktivitas yang tidak mempunyai waktu pelaksanaan dan hanya diperlukan untuk menunjukan kaitan dengan aktivitas pendahulu. Dummy diperlukan untuk menggambarkan adanya hubungan diantara dua kegiatan. Mengingat dummy merupakan kegiatan semu maka lama kegiatan dummy adalah nol. Dummy terdiri dari dua macam yaitu :
- Gramatica dummy : Grammatical dummy diperlukan untuk menghindari kekacauan penyebutan suatu kegiatan apabila terdapat dua atau lebih kegiatan yang berasal dari peristiwa yang sama (misalnya i) dan berakhir pada suatu peristiwa yang sma pula (misalnya j). grammatical dummy akan memudahkan computer untuk membedakan kegiatan satu dengan yang lain.
- Logical dummy : Logical dummy digunakan untuk memperjelaskan hubungan antara kegiatan.
Komentar
Posting Komentar